‘Kotak Amal’ Tipuan atau Nyata?

Tinta Sifa | ‘Kotak Amal’ Tipuan atau Nyata? | Diah Tinta Sifa | Cerpen Inspirasi
Sedekah atau amal jariah di kotak amal dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja, dan dengan apa pun. Salah satu cara kita untuk bersedekah adalah sedikit menyisihkan rezeki kita lantas memasukkannya ke dalam kotak amal, baik yang kita temui di dalam masjid setelah kita menunaikan sholat atau ibadah lainnya, atau kotak amal yang kita temui selepas kita menghadiri kajian. Sebab, melalui kotak amal tersebut, rezeki yang kita titipkan di sana akan disalurkan kepada orang-orang yang berhak dan digunakan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan umat. Tak mungkin pengelola ataupun panitia memakannya, sebab itu termasuk uang haram jika kita memanfaatkannya untuk diri sendiri.

Namun, sayang kesadaran itu sedikit kita temui di lingkungan kita. Sebab, banyak orang masih enggan untuk menyisihkan sedikit rezeki mereka untuk kotak amal kecil yang hanya berukuran sekitar 15cm x 10cm x 10cm itu. Kotak yang sebetulnya kelak dapat memberikan pertolongan pada kita di hari akhir jika kita mengisinya dengan ikhlas, berapa pun itu. Tanpa ada muatan riak ataupun untuk sekadar pamer pada orang lain. Semuanya ikhlas, hanya mengharap ridho Allah SWT.

Selain itu, amat disayangkan karena banyak orang yang serakah dan hanya mementingkan diri mereka sendiri. Akibatnya, mereka memakan harta yang bukan hak mereka. Dengan berani, mereka mengambil uang dalam kotak amal itu yang seharusnya diberikan kepada yang berhak atau dimanfaatkan untuk kepentingan umat. Berbagai dalih alasan mereka kemukakan ketika mengambil kotak amal tersebut. Padahal, mereka tahu persis betapa berat siksa Allah untuk mereka yang memakan harta yang bukan haknya. Sayang, pemahaman mereka kurang sehingga berani melakukan perbuatan tercela tersebut.

Selain keberanian mengambil kotak amal, banyak sekali kita temui di warung-warung makan kotak kecil yang bertuliskan ‘kotak amal’ dengan embel-embel yayasan panti asuhan tertentu. Tidak tahu betul apa maksud kotak tersebut. Jika memang kotak amal tersebut dimaksudkan untuk membantu yayasan panti asuhan tertentu, itu merupakan perbuatan yang mulia. Tapi, lantas bagaimana jika itu hanya tipuan belaka yang mengatasnamakan yayasan tertentu? Sungguh disayangkan jika hal itu yang sebenarnya terjadi.

Memang, masyarakat kita tidak mudah langsung percaya dengan kotak amal tersebut dan mengisi begitu saja, sebab sudah terlalu banyak dan sering penipuan yang berbau kotak amal. Sehingga masyarakat menjadi antipati terhadap kotak amal. Atau lebih tepatnya sering curiga jika melihat kotak amal di warung-warung. Dalam benak mereka, pasti akan berpikir, ‘untuk apa kotak tersebut? Benarkah untuk amal yayasan itu? Atau yang lain’. Berbagai pertanyaan akan berkecamuk dalam otak masyarakat sehingga mereka enggan menyisihkan rezeki mereka untuk mengisi kotak amal tersebut.

Jika memang hendak membantu yayasan tertentu, kenapa tidak warung tersebut menyisihkan dari apa yang mereka dapat hari itu lantas mengumpulkannya sendiri dan memberikan secara langsung pada yayasan tersebut? Kenapa harus melalui kotak amal itu? Atau, jika itu adalah permintaan yayasan tertentu, kenapa mereka tidak mengusahakan cara lain yang lebih dapat diterima masyarakat? Misal, mengadakan kajian untuk menghimpun donatur dan sedekah masyarakat? Atau acara-acara keagamaan lainnya?

Berbagai cara dapat kita lakukan untuk menghimpun dana guna membantu yayasan yatim piatu tertentu. Tak harus semuanya yang mencolok melalui kotak amal tersebut. Jika, ada cara yang jauh lebih bagus daripada itu dan mencegah adanya buruk sangka dari masyarakat, kenapa tidak dengan cara tersebut? (Tinta Sifa/Dian‘Kotak Amal’ Tipuan atau Nyata?)

Tinta Sifa | ‘Kotak Amal’ Tipuan atau Nyata? | Diah Tinta Sifa | Cerpen Inspirasi