Sampai pada masa kini aktifitas dakwah masih terus dilakukan, sehingga bergugurannya pengemban dakwah dimedan perjuangan Allah gantikan dengan yang lebih baik lagi.
![]() |
| Source : Google |
Atas Nama Dakwah
Sejatinya dakwah merupakan aktifitas nasehat menasehati, membawa manusia kepada penghambaan yang sesungguhnya. Seorang pengemban dakwah tentulah sosok pertama yang mencintai Rabbnya sebelum ia mengajak untuk mencintai Rabb yang sama. Sebagaimana ia dedikasikan hidupnya untuk dakwah, begitu pulalah cinta Allah padanya. Hingga ketika dia meninggalkan urusan dunia, Allah memberinya dunia dengan cuma-cuma. Karena cinta Allah kepada pengemban dakwah, Allah jadikan ia terhormat didunia, mulia di akhirat.
Jika bukan karena dakwah, mustahil Islam sampai ke telinga setiap manusia. Dakwah adalah bukti cinta. Karena dakwah Rasulullah hijrah dari kota Makkah, membangun peradaban baru di Madinah. Karena dakwah pula para sahabat meninggalkan kenikmatan dunia menuju kehidupan yang hakiki disurga.
Jika bukan karena dakwah, mustahil Islam sampai ke telinga setiap manusia. Dakwah adalah bukti cinta. Karena dakwah Rasulullah hijrah dari kota Makkah, membangun peradaban baru di Madinah. Karena dakwah pula para sahabat meninggalkan kenikmatan dunia menuju kehidupan yang hakiki disurga.
Pelaku Dakwah
Manusia pertama yang menyampaikan tentang Islam, mengajak pada jalan kebenaran, membelanya dengan segenap jiwa dan raga. Dia tak gentar dengan ancaman, tak bergeming meskidirongrong kematian. Yang ketika ditawarkan dunia berada digenggaman tangannya, ia menjawab, “andaikan bulan diletakkan ditangan kiriku dan matahari diletakkan ditangan kananku nisacaya aku takkan meninggalkan dakwah ini”. Dia yang sosoknya paling dirindukan. Rasulullah SAW. Manusia pertama yang mengajarkan indahnya dakwah.
Sampai pada masa kini aktifitas dakwah masih terus dilakukan, sehingga bergugurannya pengemban dakwah dimedan perjuangan Allah gantikan dengan yang lebih baik lagi. Alhamdulillah, tren Hijrah membuat umat muslim berbondong-bondong mendalami ajaran Islam. Hingga tak sulit kita mendengar suara murotal, lagi shalawat terdengar dirumah-rumah dan sudut-sudut kamar.
Benarkah Dakwah?
Yang menjadi kekhawatiran penulis ialah bagaimana liciknya kapitalisme memanfaatkan suasana ini dalam rangka mencari materi, meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dan tetap menebarkan paham sesatnya.
Fakta seorang muslimah terlena karena nyanyian shalawatnyaindah sehingga membuat setiap telinga yang mendengar langsung jatuh cinta. Ia menjadi tenar, diundang bershalawat diatas panggung dimana-mana kemudian dibayar dengan upah yang dikatakan cukuplah.
Bershalawat, mengajak mengingat Allah dan RasulNya juga merupakan aktifitas dakwah. Namun jika yang bershalawat ini adalah seorang muslimah, berdiri diatas panggung dengan disaksikan ratusan pasang mata dalam kondisi yang tidak syar’I, apa bedanya shalawat ini dengan konser musik pada umumnya? Dimana unsur dakwahnya? Seketika menghilang sosok pengemban dakwah dalam dirinya.


Post a Comment